SDN Sengi 2 yang berlokasi di Gowok Pos, Sengi, Kecamatan Dukun, menggelar acara sosialisasi trauma healing yang diikuti oleh wali murid, tokoh masyarakat, tokoh pemerintahan, serta para guru SD dan TK Pertiwi Sengi 2. pada hari Sabtu, 5 Agustus 2023. Acara ini berlangsung di aula SDN Sengi 2 dan dihadiri 60-an peserta dari berbagai pihak yang terlibat dalam dunia pendidikan. Narasumber berasal dari DPRD serta Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Kabupaten Magelang.
Pemateri dalam acara ini adalah KH. Drs. Syukur Akhadi, Ketua Komisi IV DPRD Kabupaten Magelang yang membidangi pendidikan dan kesehatan. Beliau menyampaikan materi tentang kebijakan trauma healing yang relevan dalam konteks pendidikan. Dalam penyajiannya, Drs. Syukur Akhadi membahas pentingnya pengenalan konsep trauma healing di lingkungan sekolah untuk membantu anak-anak mengatasi berbagai bentuk stress dan trauma yang mungkin mereka alami.
Sutama, S.Pd.,M.Pd, salah seorang Pengawas Sekolah di Disdikbud Kabupaten Magelang dan pakar dalam bidang trauma healing, juga turut memberikan kontribusi dengan menyampaikan materi tentang teknik-teknik trauma healing yang dapat diterapkan di lingkungan pendidikan. Dalam penyajiannya, Sutama menggarisbawahi pentingnya pendekatan yang sensitif dan empatik terhadap kebutuhan psikologis anak-anak dalam proses belajar-mengajar.
Trauma healing adalah suatu Tindakan yang dilakukan untuk membantu orang lain untuk mengurangi bahkan menghilangkan gangguan psikologis yang sedang dialami yang diakibatkan syok atau trauma.
“Faktor penyebab anak mengalami trauma antara lain menjadi korban perundungan (bullying), cekcok orang tua, mengalami kekerasan dalam rumah tangga, pelecehan seksual, bencana alam, kematian orang terdekat, kecelakaan, dan lain-lain,” jelasnya.
“Gejala anak mengalami trauma terlihat dari perubahan perilaku maupun emosi, menjadi pendiam ataupun manja. banyak hal yang bisa lakukan orangtua di rumah untuk membantu anak keluar dari trauma yang dialaminya. Berikan rasa tenang, latih keberanian anak, bimbing anak dengan sabar,” pesannya.
Salah narasumber, Muh Yasir, S.Pd., MM.Pd, Pengawas Sekolah di Disdikbud Kabupaten Magelang, memberikan materi tentang masa transisi dari Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD) ke Sekolah Dasar (SD). Dalam penyajiannya, Sutama berbagi strategi dan metode yang diterapkan oleh sekolah dan orang tua dalam membantu anak-anak mengatasi perubahan ini dengan cara yang positif dan produktif.
“Program Transisi PAUD-SD adalah Program yang berisi proses untuk mendukung kesiapan belajar bagi anak usia dini yang akan memasuki jenjang SD. Proses ini dapat mempengaruhi keberhasilan anak dalam melakukan penyesuaian di jenjang pendidikan dasar,” jelasnya.
“Ada banyak kemampuan pondasi yang sangat diperlukan untuk anak dapat berkegiatan dengan baik di lingkungan belajar. Antara lain kematangan emosi untuk dapat berinteraksi dengan sehat dengan rekan sebaya, serta pengembangan keterampilan motorik dan perawatan diri yang memadai untuk dapat berpartisipasi di lingkungan sekolah secara mandiri,” imbuhnya.
“Kemampuan fondasi adalah enam kemampuan dasar yang disusun agar dapat dibangun secara berkesinambungan melalui kurikulum PAUD dan SD kelas awal. Kemampuan fondasi juga merupakan bentuk pengenalan pertama terhadap nilai-nilai baik yang tertuang di dalam Profil Pelajar Pancasila,” ungkapnya.
“Kemampuan fondasi ini antara lain mengenal nilai agama dan budi pekerti, kematangan emosi yang cukup untuk berkegiatan di lingkungan belajar, keterampilan sosial dan bahasa yang memadai untuk berinteraksi sehat dengan teman sebaya dan individu lainnya serta pemaknaan terhadap belajar yang positif. Termasuk pengembangan keterampilan motorik dan perawatan diri yang memadai untuk dapat berpartisipasi di lingkungan sekolah secara mandiri. penting juga kematangan kognitif yang cukup untuk melakukan kegiatan belajar, seperti dasar literasi, numerasi serta pemahaman tentang hal-hal mendasar yang terjadi dalam kehidupan sehari-hari.”
Kepala SDN Sengi 2, Sarindi, S. Pd., menyatakan bahwa acara ini bertujuan untuk memberikan pemahaman lebih lanjut kepada para wali murid, guru, dan tokoh masyarakat tentang pentingnya kerjasama dan penyamaan persepsi terhadap aspek psikologis anak-anak dalam proses pendidikan. Beliau berharap melalui sosialisasi ini, para peserta dapat lebih memahami bagaimana cara mendukung anak-anak dalam mengatasi berbagai tantangan mental dan emosional yang mungkin mereka hadapi.
Acara sosialisasi trauma healing ini diakhiri dengan sesi tanya jawab yang memberikan kesempatan bagi para peserta untuk berinteraksi dan mendapatkan tanggapan lebih lanjut tentang materi yang telah disampaikan. Para peserta pun menyambut acara positif ini dan berharap akan ada lebih banyak kegiatan serupa di masa depan guna mendukung perkembangan holistik anak-anak di dunia pendidikan.
Our Social Media