Pada tanggal 22 Maret 2024, kita memperingati Hari Jadi ke-40 Kota Mungkid. Peringatan ini menjadi momen istimewa untuk menengok kembali sejarah dan perkembangan kota yang menjadi ibukota Kabupaten Magelang ini.
Sejarah Singkat Kota Mungkid dan Kabupaten Magelang
Kabupaten Magelang memiliki sejarah panjang yang terbentang sejak era Mataram Islam. Sejarah Kabupaten Magelang tidak bisa dipisahkan dari perkembangan Kota Magelang. Pada tahun 1812, Wakil Gubernur Sir Thomas Stamford Raffles mengangkat Raden Ngabehi Danukromo sebagai Bupati pertama Magelang dengan gelar R. A. A. Danuningrat I. Penunjukan ini terjadi sebagai konsekuensi perjanjian antara Inggris dan Kesultanan Yogyakarta pada tanggal 1 Agustus 1812 yang menyerahkan wilayah Kedu kepada pemerintah Inggris. Sejak itu, Danuningrat I menjadi bupati pertama di Kabupaten Magelang dengan gelar Adipati Danuningrat I.
Atas petunjuk dari gurunya, dia memilih daerah antara desa Mantiasih dan desa Gelangan sebagai pusat pemerintahan. Pada tahun 1930, jabatan bupati diserahkan dari dinasti Danuningrat kepada pejabat baru yang bernama Ngabei Danukusumo. Sementara itu sebagai tindak lanjut dari Keputusan Desentralisasi (Decentralisatie Besluit) tahun 1905, Kota Magelang menjadi gemeente bersama dengan Kota Semarang, Salatiga, dan Pekalongan. Jabatan wali kota baru diangkat pada tahun 1924. Meskipun demikian, kedudukan bupati masih tetap berada di kota Magelang. Akibatnya ada sejumlah pimpinan daerah di kota Magelang yaitu bupati Magelang, residen Kedu, asisten residen Magelang dan wali kota Magelang.
Seiring dengan waktu, kedudukan Kabupaten Magelang diperkuat melalui UU No. 2 tahun 1948 dengan ibu kota di Kota Magelang. Pada tahun 1950 berdasarkan UU No. 13 tahun 1950 Kota Magelang berdiri sendiri dan diberi hak untuk mengatur rumah tangga sendiri, sehingga ada kebijaksanaan untuk memindah ibu kota kabupaten ke daerah lain. Ada dua alternatif ibu kota sebagai penganti Kota Magelang, yaitu Kawedanan Grabag atau Kawedanan Muntilan, tetapi kedua daerah ini ditolak.
Pada tanggal 22 Maret 1984, kecamatan Mertoyudan bagian Selatan dan kecamatan Mungkid bagian Utara dipilih secara resmi sebagai ibu kota Kabupaten Magelang oleh Gubernur Jawa Tengah dengan nama Kota Mungkid.
Perkembangan Kota Mungkid Sejak Menjadi Ibukota
Sejak menjadi ibukota Kabupaten Magelang, Kota Mungkid mengalami perkembangan pesat di berbagai bidang. Berikut beberapa contohnya:
- Pemerintahan: Kota Mungkid menjadi pusat pemerintahan Kabupaten Magelang, dengan berbagai kantor lembaga eksekutif, legislatif, maupun yudikatif yang berlokasi di sana.
- Ekonomi: Kota Mungkid berkembang menjadi salah satu pusat ekonomi di Kabupaten Magelang. Hal ini ditandai dengan munculnya berbagai pertokoan, kuliner, dan industri.
- Pendidikan: Kota Mungkid menjadi salah satu pusat pendidikan di Kabupaten Magelang, dengan keberadaan berbagai sekolah dan kursus.
- Pariwisata: Kota Mungkid memiliki beberapa objek wisata menarik, seperti Taman Wisata Candi Mendut, dan Museum Haji Widayat, Kolam Renang Mendut, dekat Candi Pawon serta Borobudur, dll.
Peringatan Hari Jadi Kota Mungkid ke-40
Peringatan Hari Jadi Kota Mungkid ke-40 menjadi momen untuk merenungkan sejarah dan perkembangan kota ini. Selain itu, momen ini juga menjadi ajang untuk meningkatkan semangat masyarakat dalam membangun Kabupaten Magelang yang lebih maju dan sejahtera, gemah ripah iman cemerlang, Magelang Gemilang.
Sumber:
Pemerintah Kabupaten Magelang
Wikipedia - Kabupaten Magelang
Our Social Media